Selasa, 18 Februari 2014

hikayat



Hikayat Seribu Satu Malam

Malam Pertama - Kisah Pedagang Dan Jin

Dikisahkan, wahai Raja yang bijaksana dan bahagia, bahwa dahulu kala hiduplah seorang pedagang yang makmur dan memiliki kekayaan berlimpah-ruah serta uang dan kawan di setiap negeri. Dia mempunyai banyak isteri dan anak-anak serta


Hikayat Seribu Satu Malam

Prolog: {Kisah Raja Syahrayar dan Syahrazad, Puteri Wazirnya}

Diceritakan - tetapi Tuhanlah yang paling mengetahui dan melihat apa yang tersembunyi dalam sejarah masyarakat dan masa yang telah lewat - bahwa dahulu kala, pada masa pemerintahan dinasti Sasaniah, di jazirah India dan Indocina,

Minggu, 16 Februari 2014

Hikayat




Hikayat Melayu

Asal Ilmu Tabib Melayu

Oleh Engku Haji Daud

Bismillahir rahmanir rahim, Alhamdulillahi Wahdah wa shallalahu ala saydina Muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa salam.

ADAPUN kemudian dari pada itu inilah suatu risalat pada menyatakan mengetahui asal ilmu tabib dan mengetahui manusia dari pada panas atau sejuk. Sebermula telah berkata hukama bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan dia akan dunia ini dan barang yang di dalamnya itu dari pada empat perkara dinamai akan dia empat anasir yaitu pertama angin kedua api ketiga air dan ke empat tanah. Maka angin itu sejuk dari api atau panas. Air itu besar dan tanah itu kering.

Maka disusun jasad anak Adam dari pada empat itu bercampur dan dinamai akan dia empat thabi’at. Pertama al-syafrawi yakni sakit madu dan tabiatnya itu panas kering yang jadi dari pada asal api dan tempatnya itu di empedu. Kedua al-syudawi yakni sakit pitam ada tabiatnya sejuk kering yang jadi dari pada asal tempatnya itu di limpa. Ketiga al-balghami yakni sakit balgham lendir tabiatnya itu sejuk basah yang jadi dari pada asal air tempatnya itu di paru-paru. Keempat al-dawami yakni sakit darah tabiatnya itu panas basah jadi dari pada asal angin dan tempatnya itu di hati.

Maka daripada bercampur yang empat itulah yang menolong jasad anak Adam itu dan dengan dialah yang menetapkan jasad daripada yang membaikkan pada jasad yang membinasakan dia dengan qudrat Allah Ta’ala.

Syahdan maka apa bila terlebih satu dari pada yang empat itu atas jasad manusia atau kurang maka itulah menjadi penyakit. Dan apa bila bersamaan keempatnya itu menjadi sehat adanya.

Maka apabila terlebih atau kurang salah satu dari pada yang empat itu maka hendaklah dibicarakan obat yang berlawanan bagi yang lebih itu. Misalnya lebih itu panas maka beri lawannya yang sejuk. Dan jika lebih itu sejuk maka beri lawannya yang panas. Dan jika lebih itu sejuk maka beri pula lawannya yang panas supaya bersamaan keempatnya itu.

Sebermula kata ahli tabib adapun jalan mengetahui tabiat penyakit itu beberapa perkara. Setengah dari padanya dilihat kepada warna tubuhnya atau perangainya dan setengah dilihat kepada kelakuan penyakitnya itu dan setengah dari padanya dijamah nadinya yaitu terlebih sukar bicaranya lagi akan tersebut dalam pasal yang keempat.

Bermula dengan alamat yang galib bagi yang mampunyai tabiat syafrawi yaitu tiada kurus dan tiada gemuk, sederhana tubuhnya dan warnanya kuning. Dan yang empunya tabiat syudawi itu kurus lagi panjang dan keras segala tulangnya dan matanya sangat hitam. Dan yang mempunyai tabiat balghami itu tubuhnya gembur dan tulangnya nipis dan kendur kulitya dan warnanya putih. Dan yang mempunyai tabiat dawami itu tubuhnya tambun gemuknya dan kencang kulitnya dan matanya merah, bulu kening dan bulu matanya panjang. Sebermula jika rambutnya tebal lagi ikal dan hitam dan sangat berbau tubuhnya dan bersegera-segera geraknya dan sedikit tidurnya keras kuat dan berani hatinya dan kurang malunya maka segala yang tersebut itu alamat panas tabiatnya. Sebermula jika rambutnya marah serta kejur, tiada sangat tebal dan tiada berbau tubuhnya dan lemah lembut geraknya dan sangat tidurnya, lemah lembut tubuhnya dan penakut hatinya dan pemalu maka segala yang tersebut itu alamat sejuk tabiatnya. Wallahualam.

Pasal yang kedua. Pada menyatakan melihat pada kelakuan penyakit. Sebermula yang nyata daripada penyakit syafrawi itu diperolehnya sakit kepala dan sedikit tidurnya, dan bergeraklah segala uratnya dan panas kulitnya maka apabila bertambah-tambah atau yang demikian itu maka jadi membawa kepada sakit seperti demam sehari sembuh sehari sakit itu berubah kuning warnanya dan penyakit bengkak-bengkak dan merah buah matanya. Sebermula yang nyata dari pada penyakit dawami itu diperolehnya da’ib bahan dan sangat dahaga dan sedikit tidurnya dan kering muka dan kepala dan penyakit gugur rambut dan terkupas kulit ini dan pucat muka, panau dan kudis tambah daging dan demam yang tiada ketika dan tiada tahu berkata dan kemasukan syaitan dan kabur mata dan batuk kering dan penyakit besar yaitu penyakit nauzubillahi minha.

Sebermula yang nyata dari pada penyakit balghami itu diperolehnya lemah segala sendi-sendi dan berat segala anggota dan demam berturut-turut dan sukar beranak kepada perempuan dan putih pada mata dan belakang dan mati sebelah anggota dan kudis dan batuk yang basah dan lupakan diri.

Pasal yang ketiga. Pada menyatakan melihat pada air kencing. Bermula jika warna kencing itu kuning pertengahan alamat tabiatnya itu sederhana. Dan jika merahnya warna api dan keruh alamat dawami. Jika sangat kuning hampir kepala merah alamat panas tubuhnya. Jika warnanya itu sangat merah alamat sakitnya itu di dalam dada tetapi sejuk. Dan jika warna seperti cahaya api dan kuningan itu amat sangat yaitu alamat syafarak. Dan jika warnanya hijau alamat sejuk. Dan jika warnanya hitam alamat syafarak. Dan jika warnanya sangat putih alamat balgham. Dan jika warnanya sangat kuning alamat panas dalam ma’dah dan kuat ke sungai besar; dan barang di sungainya pun kuning juga. Badan dan dalam perutnya panas lagi bisa dan dadanya pun bisa, alamat ma’dah sakitnya. Jika warnanya merah bercampur kuning, alamat panas sekalian badan syafarak dan angin dan demam. Terkadang yang demikian itu ‘’kesungaikan’’ lendir dan darah. Maka bisa, serba salah, tidur tidak boleh, jaga pun tidak boleh, panas kencang, sakit semuanya sampai ke hati. Jika warnanya merah semua lagi cair alamat hangus segala badannya. Darah dan tulang di dalam badan semuanya buruk dan tempat kencing luka. ‘’Kesungai kecil’’ sakit, terkadang keluar nanah atau darah atau keluar dari kuning-kuning dan tiada boleh tidur, lagi bisa ari-ari. Dan jika warnanya merah atau pekat alamat luka tempat kencing dan demam siang malam dan kurus badannya tiada boleh tidur dan hatinya rusak, tabiatnya kekuatan senantiasa, seperti gila dan batuk selama-lamanya kemudian keluar darah. Dan jika warnanya merah dan manis, tanda manisnya itu lalat mengurungi dia, alamat darah sudah turun ke tempat kencing, yaitu banyak sakitnya, lagi kurus dan kuning tubuhnya, payah akan baik yang demikian itu.

Dan jika warna kuning bercampur hijau alamat syudawi. Dan jika kuning hijau dan hitam, alamat banyak penyakit syudawi, seperti gila. Dan jika warnanya seperti minyak nyiur, alamat payah boleh baik sakitnya itu tak bengkak-bengkak.

Adapun bengkak itu terkadang bengkak kepala sahaja, terkadang perut, terkadang badan sekalian. Lagi demam tiada boleh berak dan kencing. Dan jika warnanya kuning bercampur putih banyak, alamat angin dan sakit pinggang dan berat sekalian badan, tiada boleh lapar dan sakit sendi-sendi. Dan jika di bawahnya seperti air didih, alamat sakit di dalam tempat kencing itu dan banyak letih, tiada kuat. Dan jika keluar seperti sampah-sampah alamat berdarah di tempat kencing, tulang buruk-buruk dan dalam kepala kering dan hati kering dan badan semua luka-luka. Dan jika berkilat, alamat angin, tetapi tiada banyak. Dan jika warnanya kuning sedikit, di atasnya putih berkilat-kilat, alamat nazlah.

Adapun penyakit nazlah itu diam di kepala. Maka barang di mana yang tak sejuk itulah diturutnya. Maka apabila dia ke rambut menjadi uban yang belum sampai umurnya, apabila ke telinga menjadi tuli, dan apabila ia ke mata jadi buta, dan apabila ke hidung jadi sengau dan berair, dan apabila ke gigi jadi tanggal, apabila ia ke muka jadi luka-luka dan jerawatan yaitulah penyakit rastung.

Dan jika warna seperti warna air alamat banyak sejuk dan letih dan kurang lapar dan daib. Dan jika kencing itu banyak alamat sejuk lagi angin. Dan jika sedikit, alamat panas. Dan jika sedang, tiada putih tiada kuning alamat baik tabiatnya. Dan jika banyak buih alamat syafarak. Jika sedikit alamat sakit juga.

Syahdan adapun warna tahi itu apabila ia putih alamat makan masak mentah. Jika kuning alamat syafarak. Dan jika hitam syaudak. Dan jika merah alamat panas. Dan jika hijau alamat syafarak, sudah turun, susah akan obatnya. Wallahualam.

Pasal yang keempat pada menyatakan menjemah nadi yaitu (ba-nun-syad) namanya. Maka memegangnya itu dekatkan pada nadi itu dengan ke tiga jari. Pertama telunjuk dan jari tengah dan jari manis. Maka hendaklah baik-baik peringatan pada tatkala menekan urat itu. Jika keras geraknya alamat kering. Dan jika cepat geraknya alamat panas. Dan jika lembut geraknya itu alamat basah. Dan jika lambat geraknya alamat sejuk atau tidak bergerak sejuk juga.

Bermula jika geraknya itu keras lagi cepat, alamat syafrawi. Dan jika gerakaya itu keras serta lambat alamat syudawi. Dan jika geraknya itu lembut dan terlalu lambat alamat balghani. Sebermula jika jari di bawah dingin nadinya itu geraknya maka sakitnya pun di bawah juga. Jika jari yang di tengah dingin, nadinya itu geraknya, perutnya yang sakit. Jika jari-jari yang di atas dingin nadinya geraknya, kepala yang sakit. Dan jari yang di tengah nadinya itu geraknya, panas baik. Dan jika nadi itu geraknya sama kerasnya ketiga jari kanan dan jari kiri alamat sehat badannya. Dan jika nadi itu geraknya panjang di kanan, dingin nadinya itu geraknya, sakit. Jika dari kiri nadinya itu geraknya, panas baik.

Ada yang dingin itu sakit dan yang panas itu acap baiknya. Dan panas nadi itu geraknya kecil tapi kerap. Dan jikalau angin, nadinya itu gemetar dan lemah. Dan jika sejuk nadi itu, geraknya kecil, tetapi lemah lembut. Demikianlah. Wallahualam.

Bermula jika budak-budak yang belum sampai umurnya lima tahun belum boleh dipegang nadi pada terlanjutnya itu. Jika merah alamat panas, jika putih alamat sejuk, dan jika hijau alamat angin, dan jika hitam alamat panas dan angin. Adapun yang hitam itu jika ia lepas dari pada seratus telunjuk dan hampir mencapai kepada kepada dua ruas, alamat susah penyakit itu akan sembuhnya. Wallahualam.

Bermula hal umur manusia itu bertambah-tambah kuatnya dari pada lima belas tahun hingga sampai kepada tiga puluh tahun, yaitu umur orang muda. Tatkala itu galib padanya anasir angin api. Dari pada karena itulah segala marah dan sangat membengis. Kedua, hal umur manusia itu, muakat yaitu tertentu dari pada tiga puluh tahun hingga kepada empat puluh tahun, yaitu sempurna orang muda itu. Galib badannya hawa.

Dari karena itulah segera padam marahnya serta membicarakan dengan sempurna bicaranya. Ketiga, hal umur manusia itu, turun kuatnya, yaitu dari pada empat puluh tahun hingga kepada enam puluh tahun yaitu tengah tubuh. Hingga datang kepada kesudahan umar, yaitu galib anasir air. Dari karena itulah tetap segala bicaranya dan teduhlah segala caranya. Keempat, hal umur manusia itu bertambah-tambah da’if, yaitu kemudian dari pada enam puluh tahun hingga kepada kesudahan umur. Tabiatnya itu seratus dua puluh, yaitu galib padanya anasir tanah. Karena itulah dia merendahkan dirinya serta membicarakan mautnya.

Adapun tubuh kanak-kanak itu hangat lagi basah dengan sederhana dan basah jua tetapi terlebih hangatnya. Dan tubuh orang yang pertengahan dan orang tua, keduanya itu sejuk lagi kering, tetapi yang sangat kuat itu terlebih basah perangai tubuhnya.

Sebermula jika ditekan pada nadi tangan kanan, yaitu pada zahabi dan tarabi dan salaji dengan tekan yang perlahan atau tekan yang sedang maka keras pukulan ketiganya, alamat orang itu ada angin panas pada tubuhnya maka jadi sangat kering. Dan jika ditekan sedang, lambat pukulnya, naik-naik sedikit, alamat orang itu di atas panas di bawah sejuk. Maka panas itu tiada boleh turun ke bawah dan makanan yang di makannya itu menjadi masam mendidih menjadi naik ia ke atas, panasnya itu seperti seriawan, bukannya itu seriawan. Sebermula jika di tekan pada tangan kiri yaitu pada nadi dan hawa’i dan da’i dengan tekan yang keras, maka tidak ia memukul pada celah-celah antarannya, maka alamt orang itu hendak berakan darah atau sudah berak. Maka tiada lama lagi batanglah buang airkan ddarah itu. Dan jika di tekan maka keras pukulnya alamat angin banyak. Dan jika di tekan ketiganya, maka tidak ia memukul, maka adapun pukulannya itu pada hawa’i dan da’i sedikit di bawahnya atau di atas, alamat orang itu kurang darah di dalam jantung, lagi kurang hawa dan syudawi pada tumbuhnya. Wallahualam.

Sebermula jika orang laki-laki nadinya itu besar sebelah kanan, alamat sakit. Dan jika besar sebelah kiri alamat sehat. Dan jika perempuan nadinya itu besar pada tangan kiri alamat sakit dan jika besar pada kanan alamat sehat. Wallahualam bil syuawab.

Pasal yang pertama, pada menyatakan nadi yang bernama zahabi. Jika ditekan perlahan-lahan maka keras pukulnya di atas, alamat banyak angin panas dan anggotanya. Dan jika ditekan perlahan-lahan maka ada pukulan jatuh-jatuh, barang kali terasa sedikit-sedikit alamat paru-parunya kembang, banyak sejuk. Dan jika ditekan perlahan-lahan maka tidak ia memukul di atas, alamat banyak balgham bercampur angin dan kental balgamnya itu.

Pasal yang kedua pada menyatakan nadi yang bernama tarabi. Jika ditekan perlahan-lahan maka ada pukulnya perlahan-lahan di atas, alamat ada angin sejuk maka jadi lesu tubuhnya. Dan jika ditekan keras maka pukulannya pun keras, alamat ada angin panas pada tubuhnya.

Dan jika ditekan perlahan-lahan maka pukulan itu keras alamat dalam perutnya terlalu sangat panas. Dan jika ditekan perlahan-lahan atau tekan sedang atau tekan keras hingga sampai ke bawah maka keras pukulnya, alamat jika sakit tidak boleh makan dan tidak boleh tidur. Dan jika ia tidak sakit sekalipun, tidak juga boleh ia makan dan jika ia makan pun sedikit jua. Dan jika ditekan perlahan-lahan maka tidak ia muncul di atas dan di dalam pun tidak ia memukul maka ditekan hingga ia sampai tulang maka ada pukulnya sedikit di dalam, alamat barang yang di makannya tidak menjadi darah daging dan lagi ia tiada boleh makan banyak. Maka barang yang di makannya menjadi masam jua dalam perutnya mendidih menjadi balgham. Wallahualam.

Yang ketiga. Maka ditekan perlahan-lahan maka keras pukulnya di atas, alamat tidak boleh terberak, dan jikalau sakit itupun tidak boleh kencing dan berak, terlalu banyak susah. Jika ditekan perlahan-lahan maka tidak juga ada pukulnya di atas maka ditekan pula hingga sampai ke bawah maka ada pukulnya sedikit, alamat kulit anggotanya banyak sejuk.

Maka rasa tubuhnya itu berat dan angin pun tidak boleh keluar, barangkali menjadi gatal tubuhnya dan jika ditekan keras maka ada pukulnya di dalam sedikit, alamat kakinya hendak sakit panas.

Barang kali ia sakit sejuk atau tubuhnya hendak sakit. dan jika di tekan perlahan-lahan, maka ada pukulnya keras sampai kedalam jika tidak sakit sekalipun, buang airnya keras seperti tahi kuda; dan kencingnya pun kurang dan kencingnya itu seperti air kunyit bercampur angin jua adanya. Wallahualam.

Yang keempat pada kenyataan nadi yang bernama naari. Jika ditekan perlahan-lahan maka keras pukulnya di atas, alamat banyak angin; jika ia sakit menjadi angin panas. Dan jika ditekan perlahan-lahan maka tidak ia memukul di atas sekali-kali alamat hatinya hendak sakit. Dan jika ditekan keras sampai ke dalam tidak jua ia memukul, alamat darah berkurang di dalam tubuhnya, lagi kuatnya pun kurang, terlalulah letih rasa tubuhnya. Wallahualam.

Yang kelima, pada menyatakan nadi yang bernama hawaa’i. Jika ditekan perlahan-lahan maka keras pukulnya di atas, alamat tidak boleh buang air. Dan jika ditekan keras sampai hingga ke dalam maka ada pukulnya itu kecil, alamat darah berkurang di dalam badan; akhirnya tidak boleh berjalan. Dan jika ditekan keras, alamat banyak panas di dalam badan lagi kuat minum air. Dan jika ditekan perlahan-lahan, maka ada pukulnya perlahan-lahan, alamat banyak kering. Dan jika ditekan sedang, maka pukulnya kecil, alamat hendak sakit sejuk. Wallahualam.

Dan yang keenam, pada menyatakan nadi yang bernama maa’i. Jika ditekan perlahan-lahan, maka keras pukulnya di atas, alamat kepada hendak pening. Dan jika ditekan perlahan-lahan maka ada pukulnya perlahan-lahan juga, alamat banyak kencing dan lagi banyak sejuk padanya. Dan jika ditekan keras maka ada pukulnya itu keras, alamat hendak sakit pinggang. Dan jika ditekan sedang, maka ada pukulnya itu jatuh jatuh-jatuh, alamat tiada sakit. Dan jikalau sakitpun mengapa. dan jika ditekan sedang, maka pukulnya itu naik rasanya, alamat hendak sakit jua. Wallahualam.

Pasal pada menyatakan bilangan tepat pegang nadi kepada tangan kanan tiga tempat. Pertama zahabi, kedua tarabi, dan ketiga syalaji. Dan kepada tangan kiri tiga tempat juga. Pertama naari, kedua hawaa’i, ketiga maa’i namaya. Maka yaitu jadi enam tempat pegang itu. Maka dalam salah satu itu juga adanya nadi mati.

Adapun pukul nadi orang yang hendak mati itu berbagai jua adanya. Sebermula jika ditekan maka ada pukulnya itu seperti air titik, alamat hendak mati. Dan setengah dari padanya, jika ditekan maka ada pukulan itu seperti air hujan yang sedang geraknya itu, alamat hendak mati jua. Dan setengah dari padanya, jika ditekan ada pukulan seperti ikan, orang melempar perginya dan orang tiada kembalinya, alamat hendak mati.

Dan setengah dari padanya, jika ditekan maka ada pukulnya seperti ikan memakan suatu buah yang bulat hayut terbalik-balik, alamat hendak mati jua. Dan setengah dari padanya, jika ditekan maka ada pukulnya itu seperti orang memalu, jarang-jarang sekali datangnya, alamat hendak mati jua. Dan setengah dari padanya, jika ditekan ada pukulnya, seperti nadi kanak-kanak, alamat hendak mati jua.

Dan setengah dari padanya, jika ditekan, maka ada pukulnya seperti orang menguling-guling batang di atas air, alamat hendak mati jua. Terkadang yang demikian itu ada juga yang hidup. Dan setengah dari padanya jika ditekan maka ada pukulan seperti ayam menakar-cakar sampah, alamat hendak mati jua. Dan setengah dari padanya tiada ia memukul di tengah sekali-kali, alamat selama-lamanya sehari atau semalam jua umurnya. Wallahua’lam bi al-syawab.

Tammatul qalam bil khairi ‘alad dawam kepada 14 hari-bulan Muharram malam Jum’at waktu jam pukul tujuh setengah pada Hijrat 1351 sanat. Disalin dari naskah Almarhum Raja Haji Daud bin Engku Haji Ahmad bin Almarhum Fi Sabilillah.

Catatan:
[Transliterasi oleh HJ dari manuskrip yang tersimpan pada Yayasan Indera Sakti Pulau Penyengat]

Kamis, 13 Februari 2014

galeri sman2 bungtim

Program kerja
WaKa Humas SMA Negeri 2 Bunguran Timur

I.    Pendahuluan
Bertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik, maka hal ini berdampak pula terhadap reorintasi Visi dan Misi Pendidikan Nasional yang di dalamnya menyangkut pula tentang Standar Pengelolaan

Rabu, 12 Februari 2014

Selamat Datang di Blog SMAN2 Bung Timur Natuna SEVEN ISLAND

Selamat Datang di Blog SMAN2 Bung Timur Natuna SEVEN ISLAND


tenaga pendidikan yang akan mengantarkan jebolan sman2 menuju manusia yang cerdas berbudaya